Rahasia di Jogja

Setelah membaca sekian banyak artikel tentang solo-traveling, akhirnya Maret lalu, saya membulatkan tekad untuk... eng ing eng... liburan sendirian ke JOGJA.

Sebelumnya saya jelaskan dulu, meski saya cenderung socially awkward dan tertutup, pada dasarnya saya tidak nyaman melakukan beberapa hal sendirian. Saat ke dokter, belanja, naik kendaraan umum, memang saya lebih memilih tidak ditemani (dan saya paling malas mengobrol di angkot or ruang tunggu rumah sakit). Tapi liburan, makan, dan karokean, jelas bagi saya sulit dinikmati sendirian. Saya tipe yang senang membicarakan apa yang saya lihat dan saya rasakan – dan kalau saya sendirian saya bisa berbagi dengan siapa dong?

Namun, karena sering membaca blog dan artikel travel di mana buanyak sekali traveler perempuan bercerita betapa serunya mereka melakukan perjalanan dan berlibur seorang diri, saya jadi penasaran dong.

Bagaimana rasanya? Yup, ternyata benar apa yang disampaikan orang-orang, berlibur sendirian solo tidaklah semenakutkan dan se-kesepian yang dibayangkan. Saya banyak ngobrol (bahkan bertukar kontak) dengan sesama pelancong, terutama saat makan, di tempat wisata, menanyakan jalan (dan akhirnya malah jadi bareng karena tujuannya sama), dan tentunya saat minta tolong difotokan, hehehe. Banyak yang traveling solo juga dan banyak yang perempuan. Dan yang tidak disangka, banyak juga pelancong Luar negri.

Tapi kondisinya beda dengan di Indonesia yang kelewat tepo seliro. Di Indonesia, cewek makan atau nonton sendiri saja umumnya bakal ditanya, “Kok sendirian?”. Kadang juga diiringi tatapan mengasihani. Seolah sendirian = tidak ada yang mau menemani. Padahal belum tentu juga kan, bisa aja dia sendirian karena memang lagi pengen sendiri. Persepsi inilah yang seringkali membuat banyak perempuan Indonesia jadi segan ke mana-mana sendiri. It’s about afraid to be seen alone rather than to be alone.

Lantas kenapa saya masih tetap memutuskan liburan sendiri? Simple sih, karena saya tidak tahu mau mengajak siapa hahahaha *ketawa ngenes*. Sebenarnya begini, awalnya saya, yani, andri dan nazmi sudah merencanakan liburan ke jogja setahun yang lalu, jadi pas hari mau berangkatnya, ke 3 teman saya tidak jadi ikut kerna alasan masing-masing, yang tidak dikasih cuti lah, gak ada duitlah dan bla bla bla.

Jadi tahun ini, saya memang semacam menarik diri dari lingkungan sosial ring 1 sekitar saya. Akhirnya saya banyak sendirian. Bulan Maret lalu kebetulan ada very-long weekend dan saya ogah banget deh kalau harus membuang waktu libur sia-sia di rumah saja. Sempat nanya beberapa teman dari circle yang berbeda-beda tapi masing-masing sudah punya rencana. Mereka open sih mengajak saya bergabung, tapi ya itu tadi, saya lagi tidak ingin bersosialisasi apalagi dalam kelompok orang-orang baru, jadi saya memutuskan jalan sendiri saja. Sempat terpikir mau ke bali, tapi setelah menimbang biaya ini itu, akhirnya memutuskan untuk ke… Jogja aja xD

Saya tiba di Jogja Selasa malam dan pulang selasa malam juga (8D7N). Sempat keliling di kota sedih (Malang) juga di hari sabtu. Menginap di edu hostel dan dirumah penduduk. Kemana-mana sendirian naik bus Trans Jogja, dan go-jek.


Was I really alone?
Apparently (and thankfully), not. Trip pertama hari Rabu, saya tour ke  Punthuk Setumbu–Borobudur bersama seorang gadis tomboy. dia ojek saya jalan-jalan 1 harian di magelang. dia memprakarsai trip ke beberapa tempat yang dia ‘kuasai’. Jadi terasa sih, dia menjalani usahanya dengan hati. Responnya cepat dan sangat personalized; Dian namanya, bisa mengakomodir berbagai hal sesuai preferensi klien. Very recommended, deh.

Anyway, sebenarnya saya pengen banget lihat Rumah Doa Rema a.k.a. Gereja Ayam di dekat Borobudur (efek menonton AADC 2) tapi ternyata lokasinya nggak ada angkutan umum-friendly dan pada saat saya ke sana,   belum banyak trip planner/ vendor travel yang menawarkan AADC Tour. Jadi saya cuma ke Punthuk Setumbu & Borobudur.
Borobudur
Sayangnya karena mendung, saya nggak dapat foto sunrise yang kece di Punthuk Setumbu. Jadinya yaa… keliling Borobudur saja deh.

Setelah makan siang, saya ke penginapan mbak tyas. dan sorenya jalan-jalan ke marioboro naik Go-Jek. Kalau boleh jujur, Go-Jek di Jogja jauuuuhh lebih service oriented dibanding di medan. Mungkin karena sadar bahwa yang dibawa turis kali, ya. Mereka dengan ramahnya memberi tahu beberapa spot interest dan tips trik ini itu. Hanya saja, seperti umumnya penduduk Indonesia yang tepo seliro dan berjiwa sosial, awalnya semuanya nanya, “Kok sendirian aja Mba…” Saya jujur saja bilang bahwa saya sengaja sedang liburan sendiri. Beberapa dari mereka bahkan mempersilakan saya menghubungi mereka langsung (tidak via apps) jika saya perlu diantar ke tempat-tempat wisata. How nice of you, Mas-mas Go-Jek Jogja :’)

Hari Kamis, Trip hari kedua, Sayangnya karena Jogja diguyur hujan, rencana saya untuk jalan sore di area kota lama seperti Bintaran dan Sayidan gagal total. Terpaksa saya banyak membuang waktu berteduh di restoran dan atau coffee shop. Tentunya sekalian saya mencari tempat nongkrong yang kekinian. Di Jogja kini buanyaakkkk banget coffee shop unyu dan restoran kece yang instagrammable

Kemudian sore harinya, pas hujan reda, saya kembali jalan kaki, dari Tugu Jogja sampai jalan malioboro, trus singgah ke pasar beringharjo, di pasar itu saya melihat ada warung ramai banget dan ternyata jual sate. Wah masih kebayang nikmatnya Sate Kere di pasar Beringharjo, sate kere di pasar itu tidak pake kecap dan hanya menggunakan bumbu kacang saja. Taste?? Enak gilakk nagihnya. Apalagi bumbu kacangnya bikin kangeeeeen.

Jumatnya saya ke Candi prambanan. Dari penginapan saya naik trans jogja, dari terminal menuju candi prambanan saya jalan kaki bertiga sama kenalan baru saya, mereka sepasang kekasih dari bekasi, namanya kak Yani dan bang hendri. Mereka berdua itu memang baik bangetttt, saya di bayarin makan siang, Alhamdulillah. Hehe. Berkat mereka berdua liburan diprambananku jadi terasa tidak sendirian dan jauh dari kesepian. Alhasil satu harian saya berada di candi sampai puas foto-foto. Oiya, ada mitos tentang prambanan loh, katanya kalau ke prambanan jangan sama pacar ntar putus. Lah, gimana ya nasib kak yani dan bg hendri? Hah. Percaya gak percaya deh ya... Rencananya mau ke candi Ratu Boko melihat sunset. Tapi apa daya saya buru-buru, takut ditinggal rombongan tripperlicious soalnya saya harus berangkat ke jawa timur jam 8 malam.
Prambanan
Kocaknya, karena kak yani dan mas hendri pulang duluan, maka saya sendirian jalan kaki menuju loket resmi trans jogja. Kebayang tidak sih, jalan kaki sendirian di pinggir jalan. Kayak anak gelandangan gitu. Hahaha. Sementara itu, saya lupa jalan pulang, lucunya saya diturunkan di halte jauh banget dari penginapan saya. Mau naik go-jek handphone saya lowbet. Nah lengkaplah penderitaan saya. Tidak tau harus gimana, mau nangis tapi malu, hahaha. Akhirnya saya minta tolong sama turis lokal yang lagi duduk di malioboro. saya akhirnya naik grab ke penginapan saya. oh Tuhan... Luar biasa capeknya.
Saya dan kak yani
Sampai dipenginapan jam 6 sore, dan saya buru-buru mandi, packing dan pamit ke mbak Tyas. Tadaaa... siap go menuju tempat titik kumpul rombongan tour ke BROMO, yeeeeeee... lagi-lagi saya di antar sama mas-mas Go-jek hehe. Sampai di stasiun kreta api. Di sana saya ketemu teman baru namanya Fian berasal dari bantul dan enrico berasal dari purwokerto, kami bertiga naik mobil ke meeting point.

Sabtu, Trip ke empat. Saya sudah berada di kota sedih (Malang) bersama rombongan tripperlicious. Karena long weekend, kami terjebak macet agak lama. Berangkat dari Jogja hari jumat malam, sabtu sekitar azhar baru sampai Malang. Selain itu karena yang nyetir hanya 1 orang, kalau supirnya capek ya kita istirahat. Jalan santai lah judulnya. Dan kami jalan-jalan menjelajahi kota malang, pokoknya semuanya kami kunjungi walaupun tidak masuk ke dalamnya. Cuma foto-foto doang. Yang tidak sempat di singgahi adalah kebun Apel.
Rombongan bus 1
Kocaknya lagi, pas makan malam di malang, enrico ngajak makan Pentol. logat orang purwokerto lucu banget menurutku. Jadi setiap dia ngomong “PENTOL” aku ngakak *hahaha*  asli saya tidak bisa menahan tawa saya di hadapan mbak ria, fian dan enrico. 
Saya dan mba Ria di jatim park 2
Trus waktu itu fian makan Rawon, kirain rawon itu sejenis binatang yang sering muncul siap habis hujan, heiiii itu mah Laron. Hahaha. Aneh-aneh aja ya bahasa di jawa itu. Ada gudeg, sate kere (yang saya pikir daging monyet), nasi kucing, belalang di bakar, pentol dan rawon. Hah. Menurutku kata-kata itu lucu banget.

Minggu, Trip ke lima. Soal di Bromo saya ceritakan terpisah deh ya.
Sunrise in Bromo (penanjakan I)
Senin, Trip ke Enam. Saya tour keliling sekitar Jogja, Keraton Jogja, Taman Sari, alun-alun jogja dan pasar beringharjo, satu harian bersama enrico dan mas ari. 
Pintu masuk keraton jogja
Saya bersama Bapak Abdi dalem penjaga Keraton Jogja
Selasa, Trip ke Tujuh. Sebenarnya saya pengen di penginapan aja menunggu penerbangan saya jam 5 sore, tapi fian (teman waktu tour di bromo) ngajak saya jalan-jalan ke Hutan Pinus Mangunan. Kebetulan rumah dia dekat dengan tempat wisata itu. Dia baik banget yaa, orang jogja memang baik-baik deh, lembut dan sopan. Oiya, Padahal jarak bantul ke hostel saya itu sekitar 1 jam. Jadi dianya berangkat subuh demi menjemput saya. 
Saya pikir beneran ada buahnya. Ternyata tidak ada
Hah, menyenangkan jalan sama dia, dia tidak humoris tetapi dia banyak ceritanya, di sepanjang jalan, dia terus bercerita tentang tempat-tempat wisata disitu. Dan di tambah lagi dia pandai banget ngambil foto di spot yang bagus. *hihihi*
Di atas awan
Udaranya sejuk banget
Kita hanya sampai jam 11 siang disana, kerna dia harus masuk kerja jam 1 siang. Akhirnya jam 12 saya sudah sampai di hostel. Makasi banyak ya fian. Tak terbalas lah memang dirimu. *hehe* 

Menunggu jam keberangkatan pulang saya istirahat di kamar hostel, di dalam kamar itu ada 5 orang, mereka datang dari berbagai daerah, ada mbak Uut dari bali dan ada mbak lia dari makasar, trus tiga lagi saya tidak sempat berkenalan. Yang pastinya mereka solo traveling juga.

Oiya saya sempat sakit perut lo di situ, untungnya kak Uut ngasih saya obat. Perut saya sakit gara-gara masuk angin mungkin yaa, soalnya malam itu saya kulineran sama dek Uun, uun ini orang rantauprapat, saya kenal dia waktu di grup open trip bromo, kita dua sama-sama orang rantauprapat jadinya langsung akrab deh. Uun ini kuliah di jogja, jadi pagi sampai sore dia tidak bisa nemanin saya jalan. Anaknya asik, lincah dan keren. walaupun badan dia kecil, tapi jago banget naik kereta. Jadi Cuma dimalam hari dia bisa ngajak saya kulineran. Makasi banyak ya Uun.
Makan nasi goreng terkenal di jogja
Cerita di balik kepulangan saya menuju rantauprapat, saya hampir ketinggalan pesawat soalnya saya ketiduran, tidak ada yang membangunkan saya saat itu hehe. Mbak Uut sudah tidak di kamar saat itu, mereka sudah pergi jalan-jalan. Jadi, buru-buru saya ke bandara Adisucipto naik Go-jek. Saya nangis dalam hati. Lah, ternyata Airasia slalu punya penyakit delay. Syukurlah.

Oiya, di pesawat, saya apes banget loh. Saya dapat tempat duduk di tengah-tengah, samping kiri saya bapak-bapak udah tua dan maaf (agak bau minyak nyongnyong) trus di kanan saya untung aja mas-mas ganteng. Tapi masnya pendiam, sepatah katapun tidak pernah terdengar suaranya. Berhubung saya menghindar dari bau bapak-bapak yang di samping saya, maka meja baca punya mas ganteng itu saya jadikan bantal saya. Wah. Asli. saya tertidur pulas selama 3 jam dipesawat. Kalau tidak di bangunkan sama mas ganteng itu. Mungkin saya masih terlelap dalam mimpi. Hehe.

Dan terakhir, rabu pagi jam 1 malam saya nunggu taksi sendirian. Semua penumpang sudah dijemput oleh keluarganya masing-masing tinggal saya seorang yang belum di jemput. Astaga, saat itu saya takut luar biasa, soalnya saya cuma sendirian cewek, di sekitar saya semua cowok yang seram-seram. Salah satu penjaga disitu mengajak saya untuk nunggu di dalam ruangan, jangan diluar, kerna katanya ada begal. Dan saya tetap bersikeras untuk nunggu di luar saja. Kemudian para penjaga itu tidak tega melihat saya sendirian maka merekapun ikut nungguin saya di luar sampai taksi saya menjemput, ternyata wajah mereka aja yang seram, hatinya luar biasa baik yaa. Makasi ya para penjaga bandara Kuala namo. 

Taksi yang di tunggu pun tiba jam 2 malam, dari kualu namu sampai di rantauprapat jam 9 pagi. Dan saya langsung masuk kerja... OMG capek bangetttttt....

Nginep di Mana?
Another point, bagi solo traveler, lebih enak pakai airbnb ketimbang hotel, karena less individual dan lebih banyak interaksi baik dengan sesama pelancong maupun warga lokal penyedia rumah. Di Jogja sekarang sudah banyak airbnb. Saya menginap di Jl. Malioboro, di rumah mbak tyas (Selama 3 hari). Keluarga ini super ramah dan sudah sering didatangi turis asing juga. Saat saya menginap di sana, kamar sebelah diisi pasangan suami istri dari Belanda yang sedang keliling Indonesia. Saking excited-nya dengan Jogja, mereka jalan kaki dari Stasiun Tugu ke Penginapan  kami hahaha *luar biasaaa* dan 2 hari saya nginap di Malang bersama rombongan tour bromo, dan pulang dari bromo saya lebih memilih nginap di Edu Hostel selama 2 hari.

So, Was It Yay Or Nay?
Memang liburan bersama teman dekat atau keluarga dan apalagi pasangan, sangat menyenangkan. Tapi saya rasa, ke depannya saya bisa jadi akan berlibur sendiri seperti ini lagi :). Tanpa perencanaan, tanpa persiapan matang. Just pack my bag and go and see the rest. Terutama saat sedang membutuhkan me time dan melarikan diri sejenak.


-R-

Komentar

  1. Semoga bisa menyusul kedepan nya

    BalasHapus
  2. Wah, ini mah namanya paket liburan komplit, 8D7N, menghabiskan me time dan dapet pengalaman segudang... congratulation, Risma. Gue salut sama yang berani solo traveling :)

    Ya bener, mungkin karena budaya masyarakat kita yang tepo seliro, mereka akan selalu nanya "Sendiri aja?" kalo ngelihat seseorang beraktivitas sendirian. Menghabiskan "me time" bukan hal yang lumrah di negara ini, karena anggepannya orang tersebut kesepian, butuh ditemani. Padahal bisa aja karena lagi pengen sendirian, hehe.

    Alhamdulillah tuh kalo di Jogja dapet Go Jek yang sekalian ngejelasin juga tempat-tempat wisata menarik, karena emang di Jogja banyak yang bisa dijelajahin. Borobudur, Prambanan, Malang... wah, ngebaca pengalaman Risma di atas jadi pengen solo traveling juga, tapi belom tahu kemana, hehe. Kayaknya lagi butuh traveling, soalnya lagi banyak kepikiran tumpukan kerjaan, haha. Hebat juga Risma, abis traveling langsung kerja, meski capek tapi pastinya dapet pengalaman seru.

    "Just pack my bag and go and see the rest" --> yes, that's right :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bay. Capek + hepi kok. Ayo bay di coba solo traveling. Seru lohh 😆

      Hapus
  3. Mantap kak Risma berani ambil solo travelling.
    Sepengalamanku yang juga sering solo travelling kita dituntut lebih mandiri dan juga tak kalah banyak menemukan hal-hal menarik.

    Thanks infonya airbnb nya ya,kak.
    Suatu saat akan kucoba menggunakannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yupp.. kalo sendirian pasti banyak hal yg di pelajari dari sebuah perjalan tersebut.

      Hapus
  4. solo traveling ga selamanya "sendiri" risma. aku sering banget kalo solo traveling.
    Wahhh ceritanya berarti cuti kerja nih, me time memang perlu, nextnya liburan kemana lagi nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak ainun.. aku baru ngerasain solo traveler kemaren. Hehe
      Hmm belum tau sih mbak.. kasih aku rekomended dong mbak. Tempat yg harus di kunjungin..
      Mbak pasti tau dong.

      Hapus
  5. Kemarin saya naik gunung sendirian :3 yahh emang lagi nyari suasana yang sepisi :D tapi ditingah jalan malah kepikiran terlalu sepi itu bikin nyesek wkwk AnimeHADE

    BalasHapus
  6. makasih bray infonya mampir juga ya ke blog saya Shobatmedia

    BalasHapus
  7. Jogja sampai kapanpun tetap seru ya Mabk hehehhe. Solo travelling juga gak masalah Di Jogja sih pasti tetep seru. Etapi, Bulan lalu saya Gak sempet ke Kebun Buah Mangunan. Bagus tempatnya Mbak ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ohh bagus bangetttt... sejuk dan jauh dari keramaian.. pokoknya aku suka banget deh kesana...

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KUALA LUMPUR, Aku Lupa Jalan Pulang!

Air Terjun di Pulau Mursala